Senin, 20 April 2015

PENGAMATAN DALAM FUNGSI JIWA

PENGAMATAN DALAM FUNGSI JIWA


Makalah
Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum



Disusun Oleh :
Syifa Aulia Rahmah (1401015142)





Mata Kuliah Psikologi Umum
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA 2014



KATA PENGANTAR
Dengan memanjat kan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan. Makalah Psikologi Umum dengan judul “Pengamatan dalam Fungsi Jiwa”. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja bagian dan jenis-jenis dari pengamatan di mana penulis mengambil judul ini karena topik ini menjadi salah satu cara atau metode dalam penelitian di mata kuliah Psikologi Umum. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyusunan bahasa maupun dari isinya. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah berusaha dalam penyusunan Karya Tulis ini. Penulis menyadari Karya Tulis ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk penulisannya, karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.





Jakarta, 04 November  2014


Tim Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................    i
DAFTAR ISI ............................................................................................    ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang      ...............................................................................     1
B.     Rumusan Masalah ...............................................................................     1
C.     Tujuan Penulisan   ...............................................................................     2
D.    Manfaat Penulisan ................................................................................     2
BAB II: PEMBAHASAN
A.       Definisi-definisi Pengamatan
1.1                         Definisi Pengamatan secara umum ...........................................     2
1.2                         Definisi Pengamatan Menurut Para Ahli ..................................     2
B.       Jenis-Jenis Pengamatan ......................................................................       2
C.       Syarat-syarat Terjadinya Pengamatan ................................................       3
D.       Metode Pengamatan ............................................................................      4
E.        Prinsip-prinsip Pengamatan ................................................................       5
F.        Alat-alat dalam Pengamatan ................................................................      5
G.       Contoh Pengamatan dalam Penelitian .................................................      5
H.       Langkah-langkah Pengamatan .............................................................      6
I.          Contoh Penulisan Laporan Pengamatan Kuantitatif .............................     7
J.          Kelebihan dan Kelemahan Pengamatan ................................................     8
BAB III: PENUTUP
A.    Kesimpulan           .................................................................................       9

DAFTAR PUSTAKA          .......................................................................     10



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang berjiwa dan telah banyak kajian mengenai hal tersebut. Kehidupan kejiwaan itu direfleksikan dalam tingkah laku dan aktifitas manusia. Jika manusia melakukan introspeksi diri dapat dimengerti bahwa dalam dirinya manusia merasa senang kalau melihat sesuatu yang indah, berfikir ketika mengahadapi masalah, dan seterusnya. Semua ini menggambarkan kegiatan kejiwaa manusia. Kemampuan kejiwaan manusia dapat dibedakan atas tiga golongan, yakni : Kognisi (berhubungan dengan pengenalan), Emosi (berhubungan dengan perasaan), dan konasi (berhubungan dengan kemampuan). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa kekuatan jiwa terdiri atas cipta, rasa, dan karsa
Walaupun kemampuan kejiwaan manusia digolongkan, namun harus selalu diingat bahwa jiwa manusia merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat terlepas sama sekali dari bagian yang lain dan selalu berhubungan. Meski begitu stimulus yang manusia terima bukan hanya berasal dari luar tetapi juga dari dalam dirinya. Kegiatan kejiwaan sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh manusia dan manusia mengadakan respon terhadap stimulus yang mengenainya.

B.     Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah agar mengerti apa definisi dari Pengamatan berikut proses terjadinya, jenis serta fungsinya dan kedepannya mampu menyikapi aktivitas-aktivitas manusia tersebut dalam proses belajar-mengajar.

C.    Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak antara lain :
1.      Penulis
-          Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum
-          Memiliki wawasan tentang pengamatan dalam fungsi jiwa
2.      Mahasiswa Umum
Memahami definisi pengamatan, jenis-jenis pengamatan dan apa saja yang ada dalam pengamatan.

BAB II
PEMBAHASAN


A.    Definisi-definisi Pengamatan
1.1  Definisi Pengamatan Secara Umum
Menurut Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka (1989), pengamatan bermaksud pengawasan atau penelitian. Jika dialih bahasa ke Bahasa Inggris, istilah pengamatan bermaksud ‘perception’ atau persepsi. Buku Pengantar Psikologi (1990) pula menyatakan bahwa pengamatan bukanlah berlaku secara automatik. Pengamatan adalah satu proses di mana tiap-tiap keinderaan harus diorganisasikan dan diinterpretasikan supaya membawa makna yang lebih dalam kehidupan manusia. Penerima akan memilih rangsangan yang bermakna bagi dirinya dengan cara memberikan tumpuan kepada rangsangan tersebut.
Pengamatan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan “pengawasan, penelitian”, juga diartikan sebagai sebuah istilah psikologi yang bermakna “kesadaran yang tertuju pada peristiwa atau fakta tertentu sebagai metode dalam penelitian”. Kemudian kata ilmiah berarti “secara ilmu pengetahuan, sesuai dengan syarat dan hukum ilmu pengetahuan”. Pengamatan memiliki sinonim dengan kata penelitian, namun tetap memiliki sisi perbedaan antara keduanya.
Pengamatan ada yang bersifat langsung, yaitu upaya langsung untuk mengamati dan mencatat apa yang sebenarnya terjadi tanpa membuat-buat kondisi yang ada di lapangan. Betul-betul mengamati sesuai dengan keadaan sebenarnya, tanpa ada rekayasa buatan sebelumnya. Bentuk pengamatan seperti ini, adalah sistem yang dilakukan oleh peneliti pasif. Pengamat yang semata-mata mencatat apa yang terjadi sebagaimana adanya. Sebaliknya, ada pula pengamatan yang bersifat buatan. Pengamatan yang dilakukan seorang peneliti terhadap satu keadaan atau situasi yang telah di atur terlebih dahulu. Bertujuan untuk menguji sebuah hipotesis yang diajukan sebelumnya.

1.2  Definisi Pengamatan Menurut Ahli-ahli Psikologi Barat
“Pengamatan ialah proses mengetahui objek-objek dan peristiwa-peristiwa yang objektif melalui keinderaan.” ( Chaplin, 1985 )
“Proses pengamatan adalah satu proses yang menggunakan input keinderaan dan menukarkannya kepada kod-kod yang lebih abstrak. Kod-kod ini terbentuk dalam sistem saraf di mana tenaga fizikal disimpan.” ( Best, 1999 )
“Pengamatan ialah suatu fenomena di mana kaitan di antara rangsangan dengan pengalaman adalah jauh lebih kompleks daripada fenomena yang terdapat di dalam keinderaan.” ( Atkinson dan Hilgard, 1983 )
Menurut Sekuler dan Blake (1994), pengamatan merangkum penterjemahan urutan peristiwa-peristiwa secara berterusan dari dunia fizikal luar penerima kepada corak aktiviti yang terdapat di dalam sistem saraf penerima, kemudian berakhir dengan pengalaman dan gerak balasnya terhadap peristiwa tersebut. Oleh itu, bagi proses pengamatan, seseorang itu hendaklah mengetahui komponen-komponen yang terkandung di dalam urutan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dan cara komponen itu berinteraksi.
Gibson (1969) mendefinisikan pengamatan dari segi fungsinya yaitu sebagai satu proses di mana maklumat tentang dunia sekitar diperoleh secara langsung. Pengamatan ada aspek fenomenanya yaitu kesadaran terhadap peristiwa-peristiwa yang sedang berlaku di sekitar. Ia juga mempunyai aspek gerak balas. Ia melibatkan proses pembedaan dan pemilihan gerak balas terhadap rangsangan.
Menurut Agus Sujanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum mengatakan bahwa pengamatan dalam psikologi adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. Mengamati sesuatu dengan menggunakan alat-alat indra kita.

B.     Jenis-jenis Pengamatan
Secara umumnya terdapat tiga jenis pengamatan yaitu pengamatan ikonik, pengamatan ekoik dan pengamatan kinestatik. Pengamatan ikonik dan ekoik juga dapat menerangkan ingatan ikonik dan ekoik.
1.      Pengamatan Ikoni
Pengamatan ikonik atau pengamatan visual melibatkan indera penglihatan. Banyak kajian menunjukkan bahwa maklumat yang diterima oleh pengamatan ikonik dapat dipersembahkan dengan tepat tetapi akan berangsur pudar jika tidak dialihkan kepada proses seterusnya. Sperling (1960) menjalankan satu kajian di mana subjek diminta mengingat sembilan huruf dalam masa 0.05. Subjek hanya berjaya melaporkan lima huruf. Sperling berpendapat bahawa apabila subjek diminta mengingat sesuatu, mereka sebenarnya hannya mengingat sesuatu yang mereka lihat. Rupa visual yang dilihat mungkin mengandung lebih daripada apa yang mereka ingat. Subjek juga memerlukan masa yang lebih lama untuk mengamati huruf-huruf tersebut supaya tidak pudar sebelum dilaporkan.
2.      Pengamatan Ekoik
Pengamatan ekoik atau pengamatan auditori melibatkan indera pendengaran. Pengamatan ekoik juga seperti pengamatan ikonik di mana input keinderaan hanya dapat disimpan untuk jangka waktu yang singkat. Maklumat yang terkandung di dalam sebagian ucapan, musik dan bunyi-bunyian yang lain tidak bermakna kecuali ia diletak di dalam satu konteks. Satu eksperimen yang hampir sama dengan Sperling telah dijalankan oleh Darwin, Turvey dan Crowder (1972). Subjek diperdengarkan tiga seri nomor yang berbeda dari tiga arah yang berlainan yaitu, kanan, kiri dan hadapan. Mereka mendapati penambahan waktu pendengaran membolehkan subjek mengingat bunyi dari arah yang sama dengan lebih banyak. Ternyata ingatan ekoik akan lebih jelas pada saat pertama dan kedua, serta semakin pudar dalam masa lebih kurang empat saat.
3.      Pengamatan Kinestatik
Pengamatan ini melibatkan indera rasa, bau dan sentuhan. Ia berfungsi untuk menseimbangkan pengamatan ikonik dan ekoik.
C.    Syarat-syarat terjadinya Pengamatan
Adapun syarat-syarat terjadinya pengamatan Menurut Agus Sujanto adalah :
1. Ada perhatian kita kepada perangsang itu.
2. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita.
3. Urat syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak.
4. Kita dapat menyadari perangsang itu.
5. Bentuk-bentuk Metode Pengamatan

Berdasarkan keterlibatan penelitinya, metode pangamatan dibedakan sebagai berikut:
a.       Pengamatan biasa
Pada pengamatan biasa, pengamat merupakan orang yang sepenuhnya melakukan pengamatan, ia tidak memiliki keterlibatan apa pun dengan pelaku yang menjadi objek penelitian.
b.      Pengamatan terkendali (controlled observation)
Dalam pengamatan terkendali, pengamat juga sepenuhnya melakukan pengamatan. la tidak memiliki hubungan apa pun dengan objek (pelaku) yang diamatinya. Akan tetapi, berbeda dengan pengamatan biasa pada pengamatan terkendali orang yang menjadi sasaran penelitian ditempatkan dalam suatu ruangan yang dapat diamati oleh peneliti. Dalam lingkungan yang terbatas tersebut, pengamat mengadakan berbagai percobaan atas diri para sasaran penelitian. Pengamatan terkendali umumnya dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan dalam melaporkan hasil pengamatan dan biasanya banyak digunakan dalam penelitian yang mengkhususkan perhatian pada usaha mengetahui sebanyak mungkin sifat kelompok kecil.
c.       Pengamatan terlibat (participant observation)
Pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang paling sering digunakan dalam penelitian antropologi khususnya etnografi. Metode semacam ini dalam bahasa Jerman disebut juga verstehen, yaitu suatu metode yang memungkinkan terjadinya keterlibatan seorang peneliti pada masyarakat yang dijadikan objek penelitiannya. Dalam pengamatan terlibat, pengamat ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diamati. Caranya peneliti datang ke lokasi penelitian, tinggal di tempat tersebut untuk jangka waktu tertentu, mempelajari bahasa, atau dialek setempat, kemudian berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari sambil melakukan pengamatan.

D.    Metode Pengamatan
Untuk memperoleh suatu data diperlukan suatu pengamatan. Pengamatan dibagi dua, yaitu :
1.      Pengamatan Kualitatif
Pengamatan Kualitatif adalah pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan alat indra tanpa pada sistem pengukuran.
2.      Pengamatan Kuantitatif
Pengamatan Kuantitatif adalah pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu pada satuan pengukuran baku tertentu.
E.     Prinsip-prinsip Pengamatan
Untuk memperoleh hasil yang baik, seseorang yang hendak melakukan pengamatan sebaiknya memerhatikan prinsip-prinsip pengamatan sebagai berikut :
1.      Pengamatan sebagai suatu cara pengumpulan data harus dilakukan secara cermat, jujur, dan objektif serta terfokus pada objek yang diteliti.
2.      Dalam menentukan objek yang hendak diamati, seorang pengamat harus mengingat bahwa makin banyak objek yang diamati, makin sulit pengamatan dilakukan dan makin tidak teliti hasilnya.
3.      Sebelum pengamatan dilaksanakan, pengamat sebaiknya menentukan cara dan prosedur pengamatan.
4.      Agar pengamatan lancar, pengamat perlu memahami apa yang hendak dicatat serta bagaimana membuat catatan atas hasil pengamatan yang terkumpul.

F.     Alat-alat Pengamatan
Untuk menambah ketepatan pengamatan, selain dilengkapi dengan alat-alat untuk mencatat, biasanya peneliti juga dilengkapi dengan alat-alat sebagai berikut.
1.      Tape recorder, untuk merekam pembicaraan.
2.      Kamera, untuk merekam berbagai kegiatan secara visual.
3.      Film atau video, untuk merekam kegiatan objek penelitian secara audio-visual.
4.      Buku dan pulpen, untuk mencatat hasil penelitian.
Seorang pengamat tentu saja tidak harus menggunakan seluruh peralatan di atas. Penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan kemampuan peneliti.

G.    Contoh Pengamatan dalam Penelitian
1.      Pengamatan Perilaku Manusia
Pengamatan perilaku manusia di tempat kerja, pekerja pria-nikah dan wanita-lajang bekerja lembur. Sedangkan pekerja pria-lajang dan wanita-nikah pulang tepat waktu. Indikasi yang muncul, pernikahan berpengaruh positif terhadap karir pria dan sebaliknya berpengaruh negatif terhadap karir wanita.
Pengamatan dapat didukung oleh bukti-bukti lain seperti perilaku non-verbal yang merupakan komunikasi dimana makna dipertukarkan antar pihak. Contoh di atas adalah pengamatan perilaku non-verbal dalam penelitian tentang status dan semangat kerja.
2.      Pengamatan Response Latency
Jumlah waktu yang diperlukan untuk membuat pilihan antara dua alternatif, digunakan sebagai penunjuk atau ukuran tentang kekuatan preferensi. Misalnya dua gambar sama yang diminta untuk dipilih salah satunya, semakin lama waktu yang digunakan untuk menentukan pilihan dari dua alternatif. Semakin mirip preferensi dari kedua alternatif tersebut.
3.      Pengamatan Buatan
Pengamat yang berpura-pura berbelanja sambil mengamati kinerja pramuniaga.
4.      Pengamatan Terhadap Obyek Fisik
Pengamatan terhadap bukti-bukti lacak fisik terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang lalu. Misalnya pengamatan terhadap satu kemasan produk, puntung rokok, sisa makanan dan sebagainya.
5.      Pengamatan Content Analysis
Sebuah teknik penelitian untuk secara obyektif, sistematik dan kuantitatif menggambarkan isi dari komunikasi. Misalnya, mengamati dan menganalisis isi iklan, kontrak, surat dan sebagainya. Menganalisis informasi spesifik dari konten dan karakteristik pesan (tema, kata-kata yang digunakan, ruang, waktu, dan sebagainya).
6.      Pengamatan Mekanik
Pengamatan yang menggunakan peralatan mekanik sebagai alat bantu. Seperti kamera video, penghitung trafik, tape recorder, optical scanner, bar-codes, atau alat mekanik lainnya untuk mempermudah pengamatan dan pencatatan perilaku.


H.    Langkah-langkah Dalam Pengamatan
Langkah-langkah dalam melakukan pengamatan adalah sebagai berikut :
a.       Harus diketahui dimana pengamatan itu dapat dilakukan.
b.      Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diamati.
c.       Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan.
d.      Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
e.       Harus diketahui tentang cara mencatat hasil pengamatan, seperti telah menyediakan alat-alat pengamatan.
I.       Contoh Penulisan Laporan Hasil Pengamatan Kuantitatif
PELAKSANAAN PENGAMATAN
Pelaksanaan pengamatan dilakukan pada hari minggu 18 Desember 2011 pukul 14.30 WIB. Proses pengamatan berjalan dengan baik walaupun agak susah untuk mengatur anak tersebut untuk melakukan kegiatan- kegiatan yang akan diamati. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut dengan tingkatan kriteria yang dapat dipenuhi :
NO
ASPEK YANG DIAMATI
KRITERIA
1
2
3
4
5
1
Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik.
V
2
Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping.
V
3
Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut.
V
4
Melompat dua meter dengan salah satu kaki.
V
5
Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola.
V
6
Menangkap bola tennis dengan kedua tangan.
V
7
Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan.
V
8
Mengayun tanpa bantuan.
V
9
Menangkap dengan mantap.
V
10
Menulis nama depan.
V
11
Membangun menara setinggi 12 kotak.
V
12
Mewarnai dengan garis-garis.
V
13
Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari.
V
14
Menggambar orang beserta rambut dan hidung.
V
15
Menjiplak persegi panjang dan segi tiga.
V
16
Memotong bentuk-bentuk sederhana.
V
JUMLAH SKOR TIAP KOLOM
2
4
9
20
20
TOTAL SKOR AKTUAL (SA)
55
SKOR MAKSIMAL IDEAL (SMI)
80

DATA HASIL PENGAMATAN
Menurut hasil data diperoleh :
Total Skor Aktual (SA) = 55
Skor Maksimal Ideal (Smi) = 80
Dengan menggunakan rumus pedoman analisis data dapat ditentukan Nilai Aktual (Na) yaitu sebagai berikut :
NA = x 100
= x 100 = 68,75
Jadi, dapat diperoleh nilai aktualnya adalah 68,75

KESIMPULAN DATA
Dari data tersebut dapat diperoleh kesimpulan yaitu nilai aktual (NA) adalah 68,75 berarti anak tersebut memenuhi pedoman penilaian antara 67 – 83 yang termasuk dalam katagori baik. Jadi, dapat disimpulkan dari pengamatan bahwa anak tersebut yang berinisial QH menunjukkan aspek fisik motoriknya termasuk dalam kategori baik.
J.      Kelebihan dan Kelemahan Pengamatan

Kelebihan Pengamatan :
1.      Dapat mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu kejadian itu berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.
2.      Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat berkomunikasi secara verbal ataupun tidak.

Kelemahan Pengamatan :
1.      Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian.
2.      Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, tidak dapat dilakukan secara langsung.
3.      Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.



BAB II
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pengamatan adalah proses mengenali sesuatu melalui tanda-tandanya untuk menghasilkan suatu pengertian. Pengamatan merupakan gerbang awal untuk mengenal dunia, oleh karenanya Allah menganugerahkan kita panca indera agar mampu mengamati dan mengenal alam sekitar maupun diri sendiri dengan melihat, mendengar, meraba, membau dan mengecapnya. Proses pengamatan akan menghasilkan kesan (tanggapan) dan semakin baik suatu pengamatan, maka semakin baik pula kesan yang didapat. Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, objek pengamatan itu sempurna dan mendetail, pengamatan memerlukan perangsang dan pengamatan itu bersifat sensoris.
Dengan pengamatan kita bisa mengamati tingkah laku manusia atau cara belajar seseorang. Seorang guru harus bisa memahami dan mengamati tingkah laku siswanya. Dengan demikian Pengamatan dapat memberikan manfaat dan memiliki beberapa kelebihan untuk dilakukan.




DAFTAR PUSTAKA

3.      Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 1991)
4.      Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar