PENGAMATAN DALAM FUNGSI JIWA
Makalah
Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Psikologi Umum
Disusun Oleh :
Syifa Aulia Rahmah (1401015142)
Mata Kuliah Psikologi Umum
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA 2014
KATA
PENGANTAR
Dengan
memanjat kan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan. Makalah Psikologi Umum dengan judul “Pengamatan dalam Fungsi Jiwa”. Tujuan
dari
penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui apa saja bagian dan jenis-jenis dari pengamatan di mana penulis mengambil
judul ini karena topik ini menjadi salah satu cara atau metode dalam penelitian
di mata kuliah Psikologi Umum. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyusunan bahasa maupun
dari isinya. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang sudah berusaha dalam penyusunan Karya Tulis ini. Penulis
menyadari Karya Tulis ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk
penulisannya, karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Jakarta, 04 November 2014
Tim
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
BAB II: PEMBAHASAN
A. Definisi-definisi Pengamatan
1.1
Definisi Pengamatan secara umum ........................................... 2
1.2
Definisi Pengamatan Menurut Para Ahli .................................. 2
B. Jenis-Jenis
Pengamatan ...................................................................... 2
C. Syarat-syarat Terjadinya
Pengamatan ................................................ 3
D. Metode
Pengamatan ............................................................................ 4
E.
Prinsip-prinsip
Pengamatan ................................................................ 5
F.
Alat-alat
dalam
Pengamatan ................................................................ 5
G. Contoh Pengamatan dalam
Penelitian ................................................. 5
H. Langkah-langkah
Pengamatan ............................................................. 6
I.
Contoh
Penulisan Laporan Pengamatan Kuantitatif ............................. 7
J.
Kelebihan
dan Kelemahan Pengamatan ................................................ 8
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia merupakan makhluk yang berjiwa dan telah banyak kajian mengenai hal
tersebut. Kehidupan kejiwaan itu direfleksikan dalam tingkah laku dan aktifitas
manusia. Jika manusia melakukan introspeksi diri dapat dimengerti bahwa dalam
dirinya manusia merasa senang kalau melihat sesuatu yang indah, berfikir ketika
mengahadapi masalah, dan seterusnya. Semua ini menggambarkan kegiatan kejiwaa
manusia. Kemampuan kejiwaan manusia dapat dibedakan atas tiga golongan, yakni :
Kognisi (berhubungan dengan pengenalan), Emosi (berhubungan dengan perasaan),
dan konasi (berhubungan dengan kemampuan). Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa kekuatan jiwa terdiri atas cipta,
rasa, dan karsa
Walaupun kemampuan kejiwaan manusia digolongkan, namun harus selalu diingat
bahwa jiwa manusia merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat terlepas sama
sekali dari bagian yang lain dan selalu berhubungan. Meski begitu stimulus yang
manusia terima bukan hanya berasal dari luar tetapi juga dari dalam dirinya.
Kegiatan kejiwaan sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh manusia dan
manusia mengadakan respon terhadap stimulus yang mengenainya.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah agar mengerti apa
definisi dari Pengamatan berikut proses terjadinya, jenis serta fungsinya dan
kedepannya mampu menyikapi aktivitas-aktivitas manusia tersebut dalam proses
belajar-mengajar.
C. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
berbagai pihak antara lain :
1.
Penulis
-
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Psikologi Umum
-
Memiliki wawasan
tentang pengamatan dalam fungsi jiwa
2.
Mahasiswa Umum
Memahami definisi
pengamatan, jenis-jenis pengamatan dan apa saja yang ada dalam pengamatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi-definisi Pengamatan
1.1 Definisi Pengamatan Secara Umum
Menurut Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka (1989),
pengamatan bermaksud pengawasan atau penelitian. Jika dialih bahasa ke Bahasa
Inggris, istilah pengamatan bermaksud ‘perception’ atau persepsi. Buku
Pengantar Psikologi (1990) pula menyatakan bahwa pengamatan bukanlah berlaku
secara automatik. Pengamatan adalah satu proses di mana tiap-tiap keinderaan
harus diorganisasikan dan diinterpretasikan supaya membawa makna yang lebih
dalam kehidupan manusia. Penerima akan memilih rangsangan yang bermakna bagi
dirinya dengan cara memberikan tumpuan kepada rangsangan tersebut.
Pengamatan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan
“pengawasan, penelitian”, juga diartikan sebagai sebuah istilah psikologi yang
bermakna “kesadaran yang tertuju pada peristiwa atau fakta tertentu sebagai
metode dalam penelitian”. Kemudian kata ilmiah berarti “secara ilmu
pengetahuan, sesuai dengan syarat dan hukum ilmu pengetahuan”. Pengamatan memiliki
sinonim dengan kata penelitian, namun tetap memiliki sisi perbedaan antara
keduanya.
Pengamatan ada yang bersifat langsung, yaitu upaya
langsung untuk mengamati dan mencatat apa yang sebenarnya terjadi tanpa
membuat-buat kondisi yang ada di lapangan. Betul-betul mengamati sesuai dengan
keadaan sebenarnya, tanpa ada rekayasa buatan sebelumnya. Bentuk pengamatan
seperti ini, adalah sistem yang dilakukan oleh peneliti pasif. Pengamat yang
semata-mata mencatat apa yang terjadi sebagaimana adanya. Sebaliknya, ada pula
pengamatan yang bersifat buatan. Pengamatan yang dilakukan seorang peneliti
terhadap satu keadaan atau situasi yang telah di atur terlebih dahulu.
Bertujuan untuk menguji sebuah hipotesis yang diajukan sebelumnya.
1.2 Definisi Pengamatan Menurut
Ahli-ahli Psikologi Barat
“Pengamatan ialah proses mengetahui objek-objek dan
peristiwa-peristiwa yang objektif melalui keinderaan.” ( Chaplin, 1985 )
“Proses pengamatan adalah satu proses yang menggunakan input keinderaan dan menukarkannya kepada kod-kod yang lebih abstrak. Kod-kod ini terbentuk dalam sistem saraf di mana tenaga fizikal disimpan.” ( Best, 1999 )
“Pengamatan ialah suatu fenomena di mana kaitan di antara rangsangan dengan pengalaman adalah jauh lebih kompleks daripada fenomena yang terdapat di dalam keinderaan.” ( Atkinson dan Hilgard, 1983 )
“Proses pengamatan adalah satu proses yang menggunakan input keinderaan dan menukarkannya kepada kod-kod yang lebih abstrak. Kod-kod ini terbentuk dalam sistem saraf di mana tenaga fizikal disimpan.” ( Best, 1999 )
“Pengamatan ialah suatu fenomena di mana kaitan di antara rangsangan dengan pengalaman adalah jauh lebih kompleks daripada fenomena yang terdapat di dalam keinderaan.” ( Atkinson dan Hilgard, 1983 )
Menurut Sekuler dan Blake (1994), pengamatan merangkum
penterjemahan urutan peristiwa-peristiwa secara berterusan dari dunia fizikal
luar penerima kepada corak aktiviti yang terdapat di dalam sistem saraf
penerima, kemudian berakhir dengan pengalaman dan gerak balasnya terhadap
peristiwa tersebut. Oleh itu, bagi proses pengamatan, seseorang itu hendaklah
mengetahui komponen-komponen yang terkandung di dalam urutan
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dan cara komponen itu berinteraksi.
Gibson (1969) mendefinisikan pengamatan dari segi
fungsinya yaitu sebagai satu proses di mana maklumat tentang dunia sekitar
diperoleh secara langsung. Pengamatan ada aspek fenomenanya yaitu kesadaran
terhadap peristiwa-peristiwa yang sedang berlaku di sekitar. Ia juga mempunyai
aspek gerak balas. Ia melibatkan proses pembedaan dan pemilihan gerak balas
terhadap rangsangan.
Menurut Agus Sujanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum mengatakan bahwa pengamatan dalam psikologi adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. Mengamati sesuatu dengan menggunakan alat-alat indra kita.
Menurut Agus Sujanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum mengatakan bahwa pengamatan dalam psikologi adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. Mengamati sesuatu dengan menggunakan alat-alat indra kita.
B.
Jenis-jenis Pengamatan
Secara umumnya terdapat tiga jenis pengamatan yaitu
pengamatan ikonik, pengamatan ekoik dan pengamatan kinestatik. Pengamatan
ikonik dan ekoik juga dapat menerangkan ingatan ikonik dan ekoik.
1. Pengamatan Ikoni
Pengamatan
ikonik atau pengamatan visual melibatkan indera penglihatan. Banyak kajian
menunjukkan bahwa maklumat yang diterima oleh pengamatan ikonik dapat
dipersembahkan dengan tepat tetapi akan berangsur pudar jika tidak dialihkan
kepada proses seterusnya. Sperling (1960) menjalankan satu kajian di mana
subjek diminta mengingat sembilan huruf dalam masa 0.05. Subjek hanya berjaya
melaporkan lima huruf. Sperling berpendapat bahawa apabila subjek diminta
mengingat sesuatu, mereka sebenarnya hannya mengingat sesuatu yang mereka
lihat. Rupa visual yang dilihat mungkin mengandung lebih daripada apa yang
mereka ingat. Subjek juga memerlukan masa yang lebih lama untuk mengamati
huruf-huruf tersebut supaya tidak pudar sebelum dilaporkan.
2. Pengamatan Ekoik
Pengamatan
ekoik atau pengamatan auditori melibatkan indera pendengaran. Pengamatan ekoik
juga seperti pengamatan ikonik di mana input keinderaan hanya dapat disimpan
untuk jangka waktu yang singkat. Maklumat yang terkandung di dalam sebagian
ucapan, musik dan bunyi-bunyian yang lain tidak bermakna kecuali ia diletak di
dalam satu konteks. Satu eksperimen yang hampir sama dengan Sperling telah
dijalankan oleh Darwin, Turvey dan Crowder (1972). Subjek diperdengarkan tiga
seri nomor yang berbeda dari tiga arah yang berlainan yaitu, kanan, kiri dan
hadapan. Mereka mendapati penambahan waktu pendengaran membolehkan subjek
mengingat bunyi dari arah yang sama dengan lebih banyak. Ternyata ingatan ekoik
akan lebih jelas pada saat pertama dan kedua, serta semakin pudar dalam masa
lebih kurang empat saat.
3. Pengamatan Kinestatik
Pengamatan ini melibatkan indera
rasa, bau dan sentuhan. Ia berfungsi untuk menseimbangkan pengamatan ikonik dan
ekoik.
C.
Syarat-syarat terjadinya Pengamatan
Adapun
syarat-syarat terjadinya pengamatan Menurut Agus Sujanto adalah :
1. Ada perhatian kita kepada perangsang itu.
2. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita.
3. Urat syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak.
4. Kita dapat menyadari perangsang itu.
5. Bentuk-bentuk Metode Pengamatan
1. Ada perhatian kita kepada perangsang itu.
2. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita.
3. Urat syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak.
4. Kita dapat menyadari perangsang itu.
5. Bentuk-bentuk Metode Pengamatan
Berdasarkan keterlibatan penelitinya, metode pangamatan dibedakan sebagai berikut:
a. Pengamatan biasa
Pada
pengamatan biasa, pengamat merupakan orang yang sepenuhnya melakukan
pengamatan, ia tidak memiliki keterlibatan apa pun dengan pelaku yang menjadi
objek penelitian.
b. Pengamatan terkendali (controlled
observation)
Dalam
pengamatan terkendali, pengamat juga sepenuhnya melakukan pengamatan. la tidak
memiliki hubungan apa pun dengan objek (pelaku) yang diamatinya. Akan tetapi,
berbeda dengan pengamatan biasa pada pengamatan terkendali orang yang menjadi
sasaran penelitian ditempatkan dalam suatu ruangan yang dapat diamati oleh
peneliti. Dalam lingkungan yang terbatas tersebut, pengamat mengadakan berbagai
percobaan atas diri para sasaran penelitian. Pengamatan terkendali umumnya
dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan dalam melaporkan hasil pengamatan dan
biasanya banyak digunakan dalam penelitian yang mengkhususkan perhatian pada
usaha mengetahui sebanyak mungkin sifat kelompok kecil.
c. Pengamatan terlibat (participant
observation)
Pengamatan
terlibat merupakan jenis pengamatan yang paling sering digunakan dalam
penelitian antropologi khususnya etnografi. Metode semacam ini dalam bahasa
Jerman disebut juga verstehen, yaitu suatu metode yang memungkinkan terjadinya
keterlibatan seorang peneliti pada masyarakat yang dijadikan objek
penelitiannya. Dalam pengamatan terlibat, pengamat ikut berpartisipasi dalam
kegiatan yang diamati. Caranya peneliti datang ke lokasi penelitian, tinggal di
tempat tersebut untuk jangka waktu tertentu, mempelajari bahasa, atau dialek
setempat, kemudian berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari sambil melakukan
pengamatan.
D.
Metode Pengamatan
Untuk memperoleh suatu data diperlukan suatu
pengamatan. Pengamatan dibagi dua, yaitu :
1. Pengamatan Kualitatif
Pengamatan
Kualitatif adalah pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan alat indra tanpa
pada sistem pengukuran.
2. Pengamatan Kuantitatif
Pengamatan
Kuantitatif adalah pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang
mengacu pada satuan pengukuran baku tertentu.
E.
Prinsip-prinsip Pengamatan
Untuk memperoleh hasil yang baik, seseorang yang hendak
melakukan pengamatan sebaiknya memerhatikan prinsip-prinsip pengamatan sebagai
berikut :
1. Pengamatan sebagai suatu cara
pengumpulan data harus dilakukan secara cermat, jujur, dan objektif serta
terfokus pada objek yang diteliti.
2. Dalam menentukan objek yang hendak
diamati, seorang pengamat harus mengingat bahwa makin banyak objek yang
diamati, makin sulit pengamatan dilakukan dan makin tidak teliti hasilnya.
3. Sebelum pengamatan dilaksanakan,
pengamat sebaiknya menentukan cara dan prosedur pengamatan.
4. Agar pengamatan lancar, pengamat
perlu memahami apa yang hendak dicatat serta bagaimana membuat catatan atas hasil
pengamatan yang terkumpul.
F.
Alat-alat Pengamatan
Untuk menambah ketepatan pengamatan, selain dilengkapi
dengan alat-alat untuk mencatat, biasanya peneliti juga dilengkapi dengan
alat-alat sebagai berikut.
1. Tape recorder, untuk merekam
pembicaraan.
2. Kamera, untuk merekam berbagai
kegiatan secara visual.
3. Film atau video, untuk merekam
kegiatan objek penelitian secara audio-visual.
4. Buku dan pulpen, untuk mencatat
hasil penelitian.
Seorang
pengamat tentu saja tidak harus menggunakan seluruh peralatan di atas.
Penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan
kemampuan peneliti.
G.
Contoh Pengamatan dalam Penelitian
1. Pengamatan Perilaku Manusia
Pengamatan
perilaku manusia di tempat kerja, pekerja pria-nikah dan wanita-lajang bekerja
lembur. Sedangkan pekerja pria-lajang dan wanita-nikah pulang tepat waktu.
Indikasi yang muncul, pernikahan berpengaruh positif terhadap karir pria dan
sebaliknya berpengaruh negatif terhadap karir wanita.
Pengamatan dapat didukung oleh bukti-bukti lain seperti perilaku non-verbal yang merupakan komunikasi dimana makna dipertukarkan antar pihak. Contoh di atas adalah pengamatan perilaku non-verbal dalam penelitian tentang status dan semangat kerja.
Pengamatan dapat didukung oleh bukti-bukti lain seperti perilaku non-verbal yang merupakan komunikasi dimana makna dipertukarkan antar pihak. Contoh di atas adalah pengamatan perilaku non-verbal dalam penelitian tentang status dan semangat kerja.
2. Pengamatan Response Latency
Jumlah waktu
yang diperlukan untuk membuat pilihan antara dua alternatif, digunakan sebagai
penunjuk atau ukuran tentang kekuatan preferensi. Misalnya dua gambar sama yang
diminta untuk dipilih salah satunya, semakin lama waktu yang digunakan untuk
menentukan pilihan dari dua alternatif. Semakin mirip preferensi dari kedua
alternatif tersebut.
3. Pengamatan Buatan
Pengamat
yang berpura-pura berbelanja sambil mengamati kinerja pramuniaga.
4. Pengamatan Terhadap Obyek Fisik
Pengamatan
terhadap bukti-bukti lacak fisik terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang
lalu. Misalnya pengamatan terhadap satu kemasan produk, puntung rokok, sisa
makanan dan sebagainya.
5. Pengamatan Content Analysis
Sebuah
teknik penelitian untuk secara obyektif, sistematik dan kuantitatif
menggambarkan isi dari komunikasi. Misalnya, mengamati dan menganalisis isi
iklan, kontrak, surat dan sebagainya. Menganalisis informasi spesifik dari
konten dan karakteristik pesan (tema, kata-kata yang digunakan, ruang, waktu,
dan sebagainya).
6. Pengamatan Mekanik
Pengamatan
yang menggunakan peralatan mekanik sebagai alat bantu. Seperti kamera video,
penghitung trafik, tape recorder, optical scanner, bar-codes, atau alat mekanik
lainnya untuk mempermudah pengamatan dan pencatatan perilaku.
H.
Langkah-langkah Dalam Pengamatan
Langkah-langkah dalam melakukan pengamatan adalah
sebagai berikut :
a. Harus diketahui dimana pengamatan
itu dapat dilakukan.
b. Harus ditentukan dengan pasti siapa
saja yang akan diamati.
c. Harus diketahui dengan jelas data-data
apa saja yang diperlukan.
d. Harus diketahui bagaimana cara
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
e. Harus diketahui tentang cara
mencatat hasil pengamatan, seperti telah menyediakan alat-alat pengamatan.
I.
Contoh Penulisan Laporan Hasil Pengamatan Kuantitatif
PELAKSANAAN PENGAMATAN
Pelaksanaan pengamatan dilakukan pada hari minggu 18
Desember 2011 pukul 14.30 WIB. Proses pengamatan berjalan dengan baik walaupun
agak susah untuk mengatur anak tersebut untuk melakukan kegiatan- kegiatan yang
akan diamati. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut dengan
tingkatan kriteria yang dapat dipenuhi :
NO
|
ASPEK YANG DIAMATI
|
KRITERIA
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Berdiri di
atas kaki yang lainnya selama 10 detik.
|
V
|
||||
2
|
Berjalan
di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping.
|
V
|
||||
3
|
Melompat
ke belakang dengan dua kali berturut-turut.
|
V
|
||||
4
|
Melompat
dua meter dengan salah satu kaki.
|
V
|
||||
5
|
Mengambil
satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola.
|
V
|
||||
6
|
Menangkap
bola tennis dengan kedua tangan.
|
V
|
||||
7
|
Melempar
bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan.
|
V
|
||||
8
|
Mengayun
tanpa bantuan.
|
V
|
||||
9
|
Menangkap
dengan mantap.
|
V
|
||||
10
|
Menulis
nama depan.
|
V
|
||||
11
|
Membangun
menara setinggi 12 kotak.
|
V
|
||||
12
|
Mewarnai
dengan garis-garis.
|
V
|
||||
13
|
Memegang
pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari.
|
V
|
||||
14
|
Menggambar
orang beserta rambut dan hidung.
|
V
|
||||
15
|
Menjiplak
persegi panjang dan segi tiga.
|
V
|
||||
16
|
Memotong
bentuk-bentuk sederhana.
|
V
|
||||
JUMLAH
SKOR TIAP KOLOM
|
2
|
4
|
9
|
20
|
20
|
|
TOTAL SKOR
AKTUAL (SA)
|
55
|
|||||
SKOR
MAKSIMAL IDEAL (SMI)
|
80
|
DATA HASIL PENGAMATAN
Menurut hasil data diperoleh :
Total Skor Aktual (SA) = 55
Skor Maksimal Ideal (Smi) = 80
Dengan menggunakan rumus pedoman analisis data dapat ditentukan Nilai Aktual (Na) yaitu sebagai berikut :
NA = x 100
= x 100 = 68,75
Jadi, dapat diperoleh nilai aktualnya adalah 68,75
Menurut hasil data diperoleh :
Total Skor Aktual (SA) = 55
Skor Maksimal Ideal (Smi) = 80
Dengan menggunakan rumus pedoman analisis data dapat ditentukan Nilai Aktual (Na) yaitu sebagai berikut :
NA = x 100
= x 100 = 68,75
Jadi, dapat diperoleh nilai aktualnya adalah 68,75
KESIMPULAN
DATA
Dari data
tersebut dapat diperoleh kesimpulan yaitu nilai aktual (NA) adalah 68,75
berarti anak tersebut memenuhi pedoman penilaian antara 67 – 83 yang termasuk
dalam katagori baik. Jadi, dapat disimpulkan dari pengamatan bahwa anak
tersebut yang berinisial QH menunjukkan aspek fisik motoriknya termasuk dalam
kategori baik.
J. Kelebihan
dan Kelemahan Pengamatan
Kelebihan Pengamatan :
1.
Dapat mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan
sebagainya pada waktu kejadian itu berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.
2. Dapat
memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat berkomunikasi
secara verbal ataupun tidak.
Kelemahan
Pengamatan :
1.
Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari
suatu kejadian.
2.
Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung
lama, tidak dapat dilakukan secara langsung.
3.
Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati,
misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi,
seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar,
kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga
tersebut karena kurang jelas.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengamatan
adalah proses mengenali sesuatu melalui tanda-tandanya untuk menghasilkan suatu
pengertian. Pengamatan merupakan gerbang awal untuk mengenal dunia, oleh
karenanya Allah menganugerahkan kita panca indera agar mampu mengamati dan
mengenal alam sekitar maupun diri sendiri dengan melihat, mendengar, meraba,
membau dan mengecapnya. Proses pengamatan akan menghasilkan kesan (tanggapan)
dan semakin baik suatu pengamatan, maka semakin baik pula kesan yang didapat.
Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, objek pengamatan itu sempurna dan
mendetail, pengamatan memerlukan perangsang dan pengamatan itu bersifat
sensoris.
Dengan
pengamatan kita bisa mengamati tingkah laku manusia atau cara belajar
seseorang. Seorang guru harus bisa memahami dan mengamati tingkah laku
siswanya. Dengan demikian Pengamatan dapat memberikan manfaat dan memiliki
beberapa kelebihan untuk dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
pengamatan -
Google Search PSIKOLOGI
BELAJAR “Resume tentang Pengamatan, Tanggapan dan Fantasi” |
Zahratussa'adatul Jannah :)
3. Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar.
(Jakarta: Rineka Cipta, 1991)
4. Ahmadi, Abu, Psikologi Umum,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar