Firda syarifatunisa
TEORI
JOHARI WINDOW
Konsep Diri
Teori Johari Window (Jedela Johari) merupakan perangkat sederhana
dan berguna dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri serta
pengertian bersama individu-individu yang ada dalam suatu kelompok tertentu.
Midel ini juga berfungsi dalam meningkatkan hubungan antar kelompok yang
sekaligus mengilustrasikan kembali proses memberi maupun menerima
feedback.
Jendela Johari sendiri dikembangkan atau dipelopori oleh Psikolog
Amerika, Joseph Luft dan Harry Ingham pada tahun 1950-an ketika meneliti untuk
program proses dari kelompok mereka. Uniknya, nama "Johari" sendiri
sebenarnya diambil dari potongan masing-masing nama mereka. "Jo"
untuk Luft, dan "Harry" untuk Ingham. Dalam selang waktu yang tak
lama, Jendela Johari banyak dimanfaatkan sebagai pengertian dan latihan
kesadaran diri, peningkatan personal & komunikasi. Hubungan inter-personal,
kelompok-kelompok dinamis, dan peningkatan tim dan hubungan inter-grup.
Terminologi kata Jendela Johari mengarah pada-personel/dari
pribadi dan orang lain. Personal untuk diri individu itu sendiri, sebagai
subjek manusia dalam analisa Jendela joharu. Selanjutnya, orang lain berarti
objek lain dari kelompok pribadi. Jendela Johari juga berhubungan dengan teoti
intelegen emisional, emotional Intelligence theory (EQ), dan kesadaran individu
serta peningkatan EQ.
Dalam kebanyakan training atau pelatihan, proses memberi dan
menerima feedback adalah unsur terpenting. Melalui proses feedback tersebut,
kita bisa melihat/mengenal orang lain, dan demikian sebaliknya. Individu lain
juga belajar bagaimana pandangan kita terhadap mereka. Feedback
menginformasikan kepada individu ataupun kelompok, baik secara verbal maupun
non-verbal dalam berkomunikasi. Informasi yang diberikan seseorang menceritakan
kepada yang lain bagaimana perilaku mereka mempengaruhi dia, bagaimana
perasaannya, dan apa yang diterimanya (feedback dan self disclosure). Feedback
juga bisa diartikan sebagai reaksi yang diberikan oleh orang lain, biasanya
lebih menonjol pada persepsi dan perasaan mereka, menceritakan bagaimana
perilaku seseorang bisa mempengaruhi mereka (menerima feedback).
Ketika Jendela Johari digunakan untuk membangun hubungan antar
kelompok 'personal' dikategorikan sebagai kelompok dan 'orang lain' menjadi
kelompok lain.
Terdapat 4 perspektif Jendela Johari yang biasa disebut dengan
'daerah' atau 'kuadran'. Masing-masing daerah mengandung informasi perasaan,
motivasi, dan lain- lain yang dikenali oleh individu, dengan catatan apakah
informasi tersebut dikenali ataupun tidak terdeteksi oleh si individu, dan
apakah informasi tersebut juga bisa dikenali oleh kelompok lain, atau malah
tidak tahu sama sekali.
Adapun daerah pengenalan
diri dari Jendela Johari tersebut dapat dilihat pada diagram di
berikut:
Known by self
|
Unknown by self
|
Arena "Diri
Terbuka"
|
Blind
Area "Diri Buta"
|
Hidden
Area "Diri Tersembunyi"
|
Unknown Area
"Diri Tak Dikenali"
|
Dari diagram tersebut,
bisa dijabarkan:
1.
Pada kolom
1. Disebut dengan "diri terbuka", apa yang diketahui oleh
'personal' atau individu juga diketahui oleh orang lain, Bisa juga disebut
dengan 'daerah terbuka' atau 'areal bebas' atau 'diri bebas' ataupun 'arena'.
2.
Pada kolom 2. Disebut
dengan "diri buta". Apa yang diketahui oleh individu tidak diketahui.
bisa juga disebut "blind spot: atau :blind area".
3.
Pada kolom 3. Disebut
dengan "diri tersembunyi". Apa yang diketahui oleh si individu tetapi
tidak diketahui oleh orang lain. Bisa juga disebut "daerah
tersembinyu" atau "daerah yang dihindari".
4.
Pada kolom 4. Disebut
dengan "diri yang tidak dikenal". Apa yang tidak diketahui oleh
individu juga tidak diketahui oleh orang lain. Selanjutnya, uraian
masing-masing kolom / kuadran:
Jendela Johari pada
Kuadran - I (Diri Terbuka)
Pada Jendela Johari pertama ini dikenal juga sebagai "daerah
bebas aktivitas" adalah berisikan informasi mengenai personal /
individu-perilaku, kebiasaan, perasaan. Emosi, pengatahuan, pengalaman,
keahlian, pandangan, dan lain-lain. Kemudianm ditetapkan sebagai person (the
self/diri) dan kelompok ('other'/orang lain).
Substansi dari kelompok seharusnya selalu berusaha 'membangun'
daerah/diri terbuka kepada setiap individu, karena ketika bekerja pada wilayah
ini dengan orang lain pada saat paling efektif dan produktif, dan kelompok juga
demikian kondisinya. Diri terbuka ini dapar dilihat pada ruang di mana
komunikasi dan kerja sama yang baik terjadi, bebas dari kerusuhan,
ketidakpercayaan, kebingungan, konflik dan kesalahpahaman.
Kuadran terbuka mempersembahkan hal-hal yang sama-sama diketahui
oleh individu maupun orang lain. sebagai contoh; X mengetahui nama Z dan
demikian sebaliknya. Dan jika mereka menel;usuri ke webside pribadi
masing-masing diri, maka mereka akan saling mengetahui apa yang menjadi
kesukaan/ketertarikan masing-masing. Kuadran terbuka bisa juga mencakup tidak hanya
informasi faktual, tetapi juga bagaimna perasaan, motivasi, perilaku,
keinginan, kebutuhan, dan lain- lain. Dari si X atau pun Z, pokoknya
informasi-informasi yang bisa mewakili diri individu. Ketika kita bertemu
dengan orang-orang baru, ukuran kuadran terbuka tidak terlalu luas. Sejak
setelah ada waktu tersisihkan untuk saling bertukar informasi, lain halnya
ketika proses mendalami seseorang, Jendela (shades) akan bergerak ke bawah atau
ke kanan, menempatkan lebih banyak informasi ke dalam Jendela Terbuka
Jendela Johari pada
Kuadran - II (Diri Buta)
Dengan mencari atau mendapatkan feedback dari orang lain,
seharusnya bisa mengurangi gejala pada Jendela / kuadran ini dan dapat
memperluas "diri terbuka" yang notabenenya adalah untuk meningkatkan
kesadaran diri, kuadran dua ini tidak efektif untuk dibawa ke individu atau
kelompok
Ambil contoh, ketika X makan malam direstoran dengan Z, lalu
ketika telah menempel sesuatu entah itu remah makan atau apa, di wajah X, maka
X tidak akan tahu, sedangkan Z sangat leluasa untuk segera mengetahui ada
sesuatu menempel di wajah X. Pada saat Z mengatakan ada sesuatu di wajah X,
maka jendela akan mengarah ke kanan, memperluas daerah "diri
terbuka".
Jendela Johari pada
Kuadran – III (Diri Tersembunyi )
Daerah tersembunyi mencakup sensitivitas, ketakutan, agenda
tersembunyi, rahasia, banyak hal yang diketahui oleh seseorang tapi
tidakdiceritakannya untuk berbagai alasan. Contohnya saja dalam webside
pribadi, X tidak pernah menyebutkan apa salah satu rasa favorit eskrim yang
paling disukainya, informasi tersebut merupakan kuadran tersembunyi X, namun
ketika X membuka rahasianya dengan mengatakan bahwa coklat adalah eskrim
kesukaannya, maka X mendorong kuadrannya ke bawah sehingga sedikit memperluas
"diri terbuka" atau arena.
Sekali lagi, ada begitu banyak rahasia yang belum terbongkar,
ketika terjadi upaya untuk saling mengenal dan percaya satu sama lain, maka
akan tercipta suatu kenyamanan dalam membuka diri sendiri, inilah yang
dinamakan "self disclosure”.
Informasi dan perasaan-perasaan tersembunyi yang relevan
seharusnya bisa dipindahkan ke daerah/diri terbuka melalui proses 'dis
closure'. Intinya, membuka diri dan mengekspos perasaan & informasi yang
relevan melalui proses exposure dan self disclosure terminologi Jendela Johari,
agar dapat memperluas daerah diri terbuka. Dengan berbagai cerita apa yang kita
rasakan dan hal-hal lain seputar diri akan membantu mengurangi
"daerah/diri tersembunyi", di lain pihak, tentu saja dapat memperluas
daerah/diri terbuka, yang tidak lebih baik dari pengertian, kerjasama,
kepercayaan, produktivitas dan keefektipan tim kerja, mengurangi daerah/diri
tersembunyi (hidden area) juga membantu mengurangi kebingungan, tingakta
kesalapahaman, miskin komunikasi, dan lain-lain.
Jendela Johari pada
Kuadran – IV (Diri Tak Dikenal)
Kuadran ke empat ini mengandung informasi, perasaan, kemampuan
laten, pengalaman, dan lain-lain yang sama sekali tidak diketahui baik oleh
individu yang bersangkutan maupun oleh orang lain, hal-hal tersebut di atas
bisa jadi cukup dekat ke permukaan, yang mana cukup positif dan berguna, atau
bahkan bisa jadi aspek- sapek yang lebih dalam dari personaliti seseorang yang
mempengaruhi tingkat perilakunya. Kebanyakan daerah tertutup ini dijumpai pada
anak-anak muda dan orang-orang yang minim pengalaman atau kepercayaan diri.
Berikut beberapa faktor
daerah tertutup yang mempengaruhinya:
1.
Tingkat kemampuan yang
dibawah rata-rata atau sedikit mendapat kesempatan, kepercayaan diri yang
minim, dan kurang berlatih.
2.
Kemampuan alami, bahwa
seseorang tidak menyadarinya.
3.
Ketakutan atau
menghindari diri bahwa mereka memiliki potensi untuk terjangkit penyakit yang
tidak diketahui.
4.
Terkondisikan oleh
perilaku atau kebiasaan sedari kecil. Daerah/diri tertutup ini juga
dipengaruhi oleh perasaan terkesan atau perasaan- perasaan tidak nyaman lainnya
yang berakar pada kejadian-kejadian formatif dan pengalaman pahit pada masa
lalu, yang mempengaruhi si individu secara berkelanjutan. Untuk pekerjaan dan
dalam konteks organisasi, Jendela Johari sebaiknya tidak digunakan pada kasus
di atas.
JENDELA IDEAL ITU
Idealnya sebuah jendela diri itu bisa dilihat dari tingginya
tingkat kepercayaan dalam kelompok ataupun hubungan dengan individu lain, jika
berada pada jendela ini ukuran arena atau diri terbuka akan meningkat,
dikarenakan tingginya tingkat kepercayaan dalam kelompok sosial. Norma-norma
pun dikembangkan oleh kelompok untuk saling memberi feedback dan difasilitasi
tentunya untuk pertukaran ini.
Arena/daerah/diri terbuka menyarankan kita untuk membuka diri
kepada anggota kelompok lainnya, karena dengan adanya keterbukaan, anggota
kelompok lain tidak akan bersikap intropert (tertutup) atau malah akan lebih
memberikan pengertiannya. Mereka akan mengerti bagaimana sikap dan sifat kita,
dan mengatahui kita bisa dikritik yang pada akhirnya akan memberikan feedback
yang positif pula.
Sedikit tambahan
mengenai faktor-faktor yang menghambat individu dalam memperbaiki jendela
dirinya, adalah dari faktor lingkungan dan hubungan dari individu itu sendiri.
Faktor penghambat dari
lingkungan
Adalah sistem yang
dianut oleh lingkungan sekitar kita, misalnya; ada pihak yang lebih dominan
sehingga menghambat pengembangan diri.
Faktor Intern
Merupakan faktor yang
menyebabkan kita enggan untuk menelaah diri, terkadang kita tidak bisa menerima
kenyataan, misalnya saja faktor tujuan hidup dan usia.
1.
Faktor tujuan hidup yang
belum tergambarkan dengan jelas, faktor motivasi dan keenganan untuk menelaah
diri, kadang-kadang manusia takut untuk menerima kenyataan bahwa ia memiliki
kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
2.
Faktor Usia.
Kadang-kadang orang yang sudah tua dalam usia tidak melihat bahwa kearifan dan
kebijaksanaan dapat dicapainya, mereka cenderung usia muda lebih hebat karena
produktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar